Tuesday, May 31, 2016
( REVIEW BUKU ) API TAUHID - HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
Judul buku: Api Tauhid - Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Senangnya akhirnya punya waktu juga untuk mereview novel ini meskipun sudah lama juga saya selesai baca. Saya selesai baca novel ini kira-kira tahun lalu. Padahal belinya pun juga sudah lama juga. Setelah saya dengar dari seorang teman Kang Abik baru menerbitkan buku, saya segera memesan buku ini dari toko buku online favorit saya. Tergoda diskon. Haha. Tapi selain itu, saya suka sih dengan tulisannya Kang Abik, terutama karena baca novel beliau bikin saya nambah ilmu seputar agama juga.
Agak lupa juga cerita detailnya, harus saya akui karena buku ini sudah bukan milik saya lagi.
Sinopsis:
Bercerita tentang Fahmi yang beribadah hingga jatuh sakit di sebuah masjid, hal ini mengkhawatirkan sahabat-sahabatnya yang sesama mahasiswa di Madinah. Mereka mengira pastilah ada masalah berat yang melatari hal ini. Fahmi adalah mahasiswa rajin dengan akhlak yang baik, tanpa masalah yang benar-benar berat tentu tidak mungkin dia akan memaksa dirinya untuk beribadah tidak kenal waktu hingga pingsan dan jatuh sakit.
Memang demikian adanya, namun Fahmi menolak menceritakan itu kepada para sahabatnya. Namun akhirnya Fahmi bercerita bahwa kondisinya yang seperti itu karena bingung dan patah hati. Sebenarnya Fahmi telah menikah dengan seorang putri Kyai terpandang di daerahnya. Bukan gadis sembarangan. Namun karena istrinya masih kuliah, maka sang Kyai mempersyaratkan bahwa mereka harus menikah secara agama saja, belum secara negara dan tidak boleh bergaul layaknya suami istri selama itu. Toh Fahmi juga masih harus menyelesaikan pendidikan masternya di Madinah. Fahmi yang telah jatuh cinta dengan istrinya membangun komunikasi yang baik dengan Nuzula, nama istrinya. Namun komunikasi yang dia usahakan nampaknya tidak disambut dengan tangan terbuka oleh Nuzula.
Suatu hari datang surat dari Kyai mertuanya bahwa Fahmi diperintahkan untuk menceraikan istrinya atas kebaikannya sendiri dengan alasan yang tidak diceritakan secara jelas. Fahmi bingung dan sedih atas keputusan itu mengingat dia telah sangat mencintai Nuzula.
Untuk menghibur hati Fahmi, salah satu sahabat Fahmi - Hamza yang berasal dari Turki. Mengajak Fahmi dan sahabat mereka yang lain untuk turut serta bertandang ke kampung halamannya di Turki. Sembari menapaki perjalanan hidup Badiuzzaman Said Nursi, ulama yang masyur di zamannya hingga saat ini. Kecerdasan beliau yang diatas rata-rata seusianyalah yang menyebabkan sebutan Badiuzzaman (berarti keajaiban di jamannya).
Di Turki, sambil menapak tilas perjalanan hidup Badiuzzaman Said Nursi bersama dengan para sahabatnya dan Emel (adik Hamza) serta Aysel (sepupu Hamza). Fahmi tanpa sadar justru menumbuhkan kekaguman di hati kedua saudara Hamza. Bagaimanakah perjalanan hidup Fahmi selanjutnya? Bagaimana kisah yang agung dari Badiuzzaman Said Nursi dalam buku ini?
Baca yuk!
Kata Ninda:
Sebenarnya buku ini lebih cocok disebut sebagai novel sejarah ketimbang kisah Fahmi sendiri. Cerita Fahmi hanya sebagai pengantar mengenai kisah hidup dan perjuangan seorang Badiuzzaman Said Nursi dari Turki.
Ada bagian yang bikin penasaran mengenai penyebab sebenarnya Kyai Arselan - orang tua Nuzula memerintahkan Fahmi untuk menceraikan anaknya.
Tidak ada keistimewaan dalam diri Fahmi dibandingkan tokoh-tokoh lain dari buku Kang Abik sebelumnya. Sama-sama pemuda dari golongan ekonomi yang pas-pasan namun ilmu agama dan prestasinya sangat baik, serta rasanya banyak gadis yang kepincut jadi istrinya. Hehe. Rasanya sih begitu. Memang saya belum baca seluruh buku Kang Abik, baru Pudarnya Kecantikan Cleopatra, Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih dan kemudian buku ini. Namun penokohannya sih sama.
Tapi tunggu dulu, yang bikin buku ini layak dapat bintang 5 adalah kisah Badiuzzaman Said Nursi yang masyaAllah bikin hati meleleh. Memang buku ini sekitar 80 persen adalah cerita hidup beliau hingga mirip biografi yang kece banget cara penceritaannya. Nggak bikin kita bosan. Beliau lahir dari dua orang tua yang sholeh dan sholehah serta menjaga dirinya. Ini membuat kita termotivasi untuk menjaga diri dan agama kita, sehingga anak-anak kita pun juga tumbuh dengan pemahaman agama yang baik.
Badiuzzaman Said Nursi adalah ulama sederhana yang low profile namun kecerdasannya luar biasa, jenius kalau boleh saya bilang. Pada umur yang sangat muda sudah sanggup menghafal kitab-kitab tafsir dan banyak lagi. Perjuangan dan nasionalisme beliau yang tinggi juga sangat disegani berikut juga ditakuti.
Beliau memiliki peran penting dalam membebaskan Turki dari rezim sekuler pada zamannya. Membaca kisah dan kecerdasan beliau jadi terasa bahwa kita benar-benar bukan apa-apa. Jangan berani sombong. Beliau yang jenius saja sangat low profile. Apa kabar kita yang pas-pasan ini?
Layak baca lah buku ini, sangat menginspirasi pun juga memotivasi :)
Labels:
book,
novel,
religi,
review buku
Subscribe to:
Posts (Atom)