7.1/10 IMDb
57% Metacritic
65%Rotten Tomatoes
Sinopsis:
Jake (Asa Butterfield) melewati masa remajanya tanpa memiliki banyak teman, jika teman-temannya asyik bergaul dan memiliki banyak waktu bersama-sama, Jake justru bekerja paruh waktu di Supermarket.
Suatu hari setelah pulang bekerja dari Supermarket, Jake ingin mengunjungi kakeknya karena ibu dan ayahnya sibuk bekerja sehingga tidak bisa menjaga kakeknya. Hubungan antara Jake dan kakeknya memang sangat dekat. Melalui telepon, kakeknya melarang Jake untuk datang karena kondisi rumah sedang tidak aman. Kakeknya terburu-buru berkata bahwa Jake harus pulang ke rumahnya dan berada di tempat yang aman. Jake merasa kakeknya dengan lupa minum obat dan demensia yang diidapnya sedang kambuh. Bersama rekan kerjanya di supermarket, Jake sampai di rumah kakeknya.
Rumah sangat hening dan sepi ketika Jake sampai. Mereka sempat berpapasan dengan seorang laki-laki dengan mata berwarna putih di jalan, rekan kerja Jake merasa merinding.
Rekan kerjanya menemani Jake turun dari mobil untuk mencari kakek Jake. Jake menelusuri pagar yang menuju hutan dekat rumah kakeknya itu. Jake menemukan kakeknya terkapar di hutan kecil dan yang lebih mengagetkan dalam kondisi kehilangan mata. Jake panik dan menelepon ambulan. Kakek Jake, Abe (Terence Stamp) dengan sisa kesadarannya memberitahukan Jake agar mencari dalam ruang dokumen kakeknya mengenai Ms. Peregrine di rumah anak-anak dengan keterangan lokasinya. Abe meminta Jake untuk menyampaikan apa yang terjadi kepada Ms. Peregrine sebelum semuanya terlambat dan Abe kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.
Rekan kerja Jake sampai dan bertanya apa yang terjadi terhadap Abe, di belakangnya Jake samar-samar melihat sosok yang tinggi dan siap menyerang. Jake memperingatkan rekan kerjanya, rekan kerjanya berbalik dan menembakkan peluru ke udara kosong. Jake mengira dirinya sudah gila dan harus pergi ke psikiater.
Sejak kakeknya meninggal, Jake merasa terjebak dalam misteri di kepalanya. Psikiater menyarankan agar Jake ke Inggris untuk menyelesaikan pertanyaan di kepalanya. Ayah Jake bersama dengan Jake menuju ke pulau kecil yang diinformasikan Abe sebagai tempat beradanya rumah Ms. Peregrine. Berdasarkan penduduk pulau tersebut, rumah Ms. Peregrine sudah hancur puluhan tahun lalu saat rumah tersebut di bom Jerman.
Jake dan ayahnya sampai ke pulau kecil tersebut dan menginap di sebuah hotel. Jake mendapatkan petunjuk dari sekelompok anak muda yang bergerombol tidak jauh dari hotelnya menginap dan berjalan ke arah hutan menuju rumah Ms. Peregrine seperti yang dimaksudkan dan menemukan rumah tersebut hanya tinggal puing-puing. Jake kembali ke hotel dan berpikir kalau kakeknya mungkin benar-benar berhalusinasi.
Penasaran, keesokan hari Jake kembali lagi ke rumah Ms. Peregrine dan benar-benar masuk untuk menelusuri rumah tersebut. Jake tidak menemukan apapun hingga Jake menyadari ada pergerakan disekitarnya dan sesosok gadis memanggilnya, "Abe?" Kaget, Jake ketakutan dan berlari keluar dari rumah tapi tersandung dan terjerembab, kepalanya membentur sesuatu hingga tak sadarkan diri.
Jake terbangun dan merasakan tubuhnya diangkat oleh seorang anak kecil berusia kira-kira delapan tahun. Tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Jake bertemu dengan orang-orang yang pernah menjadi topik dongeng kakeknya semasa kecil. Browyn si kecil yang kuat, Emma (Ella Purnell) yang memakai sepatu berat dan mungkin karakter sosoknya bisa menjadi inspirasi kecantikan wanita Breaktime jika bahasannya tentang kecantikan masa vintage. Olive, si kembar dan anak yang tidak terlihat.
Emma meminta Jake segera masuk ke lingkaran Ms. Peregrine bersama-sama dengan yang lain dan sampailah Jake ke sebuah rumah dengan nuansa 40-an dan bertemu dengan anak-anak istimewa dibawah asuhan Ms. Peregrine. Banyak pertanyaan di kepala Jake dan dia ingin Ms. Peregrine menjelaskan semuanya.
Apa yang melatari kematian Abe - kakek Jake? Apa yang sebenarnya terjadi? Nonton deh film ini.
Kata Ninda:
Saya tertarik nonton film ini karena ulasan dari Breaktime.com. Berawal dari browsing-browsing inspirasi kecantikan wanita Breaktime kemudian berlanjut ke ulasan bagian filmnya. Karena ulasannya bagus ya sudah, jadi kepengin nonton.
Pada pembukaan awal film ini, kesan yang ditimbulkan justru adalah ini film horor dengan semua musik dan pemandangan yang terasa mencekam. Foto-foto tua dan sebagainya sebelum kemudian benar-benar dibuka dengan pemandangan pantai yang kontras. Dan ya sebenarnya ini sama sekali bukan film horror. Fantasi dan petualangannya lebih terasa, mungkin karena disajikan dalam taste tim burton yang cenderung nyentrik dan gothic hingga film ini menjadi demikian.
Film ini diangkat dari novel karya Ransom Riggs, novelnya pun juga sama sih agak-agak bikin nggak nyaman ngelihatin sampulnya karena terkesan bernuansa horror. Hubungan antara Olive dengan anak laku-laki yang membuat boneka robot saling menyerang cukup bisa dipahami, boneka robotnya ngeri by the way. Ms. Peregrinenya way too pretty, saya merasa seperti melihat Natalie Portman padahal Eva Green.
Sayangnya Samuel L. Jackson justru jadi antagonis di film ini, saya selalu merasa dia lebih cocok untuk jadi protagonis karena raut wajahnya yang cenderung kocak dan ramah. Nggak cocok jadi yang bengis-bengis dan jahat jadinya efek jahatnya kurang berasa gitu.
Sayangnya lagi, mungkin karena saya belum pernah baca bukunya jadi saya nggak paham alasan sebenarnya Ms. Peregrine membuat lingkaran tersebut dan agar anak-anak itu tetap anak-anak tidak pernah menjadi rtua karena waktu yang terus berulang. Menurut saya alasannya nggak terjelaskan, jika memang sudah disebutkan dalam film rasanya nggak masuk akal dan kurang kuat sih.
*) all pic taken from Google
Sinopsis:
Jake (Asa Butterfield) melewati masa remajanya tanpa memiliki banyak teman, jika teman-temannya asyik bergaul dan memiliki banyak waktu bersama-sama, Jake justru bekerja paruh waktu di Supermarket.
Suatu hari setelah pulang bekerja dari Supermarket, Jake ingin mengunjungi kakeknya karena ibu dan ayahnya sibuk bekerja sehingga tidak bisa menjaga kakeknya. Hubungan antara Jake dan kakeknya memang sangat dekat. Melalui telepon, kakeknya melarang Jake untuk datang karena kondisi rumah sedang tidak aman. Kakeknya terburu-buru berkata bahwa Jake harus pulang ke rumahnya dan berada di tempat yang aman. Jake merasa kakeknya dengan lupa minum obat dan demensia yang diidapnya sedang kambuh. Bersama rekan kerjanya di supermarket, Jake sampai di rumah kakeknya.
Rumah sangat hening dan sepi ketika Jake sampai. Mereka sempat berpapasan dengan seorang laki-laki dengan mata berwarna putih di jalan, rekan kerja Jake merasa merinding.
Rekan kerjanya menemani Jake turun dari mobil untuk mencari kakek Jake. Jake menelusuri pagar yang menuju hutan dekat rumah kakeknya itu. Jake menemukan kakeknya terkapar di hutan kecil dan yang lebih mengagetkan dalam kondisi kehilangan mata. Jake panik dan menelepon ambulan. Kakek Jake, Abe (Terence Stamp) dengan sisa kesadarannya memberitahukan Jake agar mencari dalam ruang dokumen kakeknya mengenai Ms. Peregrine di rumah anak-anak dengan keterangan lokasinya. Abe meminta Jake untuk menyampaikan apa yang terjadi kepada Ms. Peregrine sebelum semuanya terlambat dan Abe kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.
Rekan kerja Jake sampai dan bertanya apa yang terjadi terhadap Abe, di belakangnya Jake samar-samar melihat sosok yang tinggi dan siap menyerang. Jake memperingatkan rekan kerjanya, rekan kerjanya berbalik dan menembakkan peluru ke udara kosong. Jake mengira dirinya sudah gila dan harus pergi ke psikiater.
Sejak kakeknya meninggal, Jake merasa terjebak dalam misteri di kepalanya. Psikiater menyarankan agar Jake ke Inggris untuk menyelesaikan pertanyaan di kepalanya. Ayah Jake bersama dengan Jake menuju ke pulau kecil yang diinformasikan Abe sebagai tempat beradanya rumah Ms. Peregrine. Berdasarkan penduduk pulau tersebut, rumah Ms. Peregrine sudah hancur puluhan tahun lalu saat rumah tersebut di bom Jerman.
Jake dan ayahnya sampai ke pulau kecil tersebut dan menginap di sebuah hotel. Jake mendapatkan petunjuk dari sekelompok anak muda yang bergerombol tidak jauh dari hotelnya menginap dan berjalan ke arah hutan menuju rumah Ms. Peregrine seperti yang dimaksudkan dan menemukan rumah tersebut hanya tinggal puing-puing. Jake kembali ke hotel dan berpikir kalau kakeknya mungkin benar-benar berhalusinasi.
Penasaran, keesokan hari Jake kembali lagi ke rumah Ms. Peregrine dan benar-benar masuk untuk menelusuri rumah tersebut. Jake tidak menemukan apapun hingga Jake menyadari ada pergerakan disekitarnya dan sesosok gadis memanggilnya, "Abe?" Kaget, Jake ketakutan dan berlari keluar dari rumah tapi tersandung dan terjerembab, kepalanya membentur sesuatu hingga tak sadarkan diri.
Jake terbangun dan merasakan tubuhnya diangkat oleh seorang anak kecil berusia kira-kira delapan tahun. Tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Jake bertemu dengan orang-orang yang pernah menjadi topik dongeng kakeknya semasa kecil. Browyn si kecil yang kuat, Emma (Ella Purnell) yang memakai sepatu berat dan mungkin karakter sosoknya bisa menjadi inspirasi kecantikan wanita Breaktime jika bahasannya tentang kecantikan masa vintage. Olive, si kembar dan anak yang tidak terlihat.
Emma meminta Jake segera masuk ke lingkaran Ms. Peregrine bersama-sama dengan yang lain dan sampailah Jake ke sebuah rumah dengan nuansa 40-an dan bertemu dengan anak-anak istimewa dibawah asuhan Ms. Peregrine. Banyak pertanyaan di kepala Jake dan dia ingin Ms. Peregrine menjelaskan semuanya.
Apa yang melatari kematian Abe - kakek Jake? Apa yang sebenarnya terjadi? Nonton deh film ini.
Kata Ninda:
Saya tertarik nonton film ini karena ulasan dari Breaktime.com. Berawal dari browsing-browsing inspirasi kecantikan wanita Breaktime kemudian berlanjut ke ulasan bagian filmnya. Karena ulasannya bagus ya sudah, jadi kepengin nonton.
Pada pembukaan awal film ini, kesan yang ditimbulkan justru adalah ini film horor dengan semua musik dan pemandangan yang terasa mencekam. Foto-foto tua dan sebagainya sebelum kemudian benar-benar dibuka dengan pemandangan pantai yang kontras. Dan ya sebenarnya ini sama sekali bukan film horror. Fantasi dan petualangannya lebih terasa, mungkin karena disajikan dalam taste tim burton yang cenderung nyentrik dan gothic hingga film ini menjadi demikian.
Film ini diangkat dari novel karya Ransom Riggs, novelnya pun juga sama sih agak-agak bikin nggak nyaman ngelihatin sampulnya karena terkesan bernuansa horror. Hubungan antara Olive dengan anak laku-laki yang membuat boneka robot saling menyerang cukup bisa dipahami, boneka robotnya ngeri by the way. Ms. Peregrinenya way too pretty, saya merasa seperti melihat Natalie Portman padahal Eva Green.
Sosok Emma ini interesting, mungkin karena mukanya unik ya... rambut pirang dan mata lebarnya kayak gadis-gadis vintage yang ada di poster-poster. Tapi sangat mudah ditebak ketika dia jadi yang paling ramah dan nyambung dengan Jake maka kemudian sesuatu terjadi diantara mereka.
Sayangnya Samuel L. Jackson justru jadi antagonis di film ini, saya selalu merasa dia lebih cocok untuk jadi protagonis karena raut wajahnya yang cenderung kocak dan ramah. Nggak cocok jadi yang bengis-bengis dan jahat jadinya efek jahatnya kurang berasa gitu.
Sayangnya lagi, mungkin karena saya belum pernah baca bukunya jadi saya nggak paham alasan sebenarnya Ms. Peregrine membuat lingkaran tersebut dan agar anak-anak itu tetap anak-anak tidak pernah menjadi rtua karena waktu yang terus berulang. Menurut saya alasannya nggak terjelaskan, jika memang sudah disebutkan dalam film rasanya nggak masuk akal dan kurang kuat sih.
*) all pic taken from Google
Banyak film barat dengan unsur psikologi gini ya nyin...tapi selalu menarik sih karena kadang yimbil ilusi yang aneh aneh gitu
ReplyDeleteBtw aku salfoks sama yang baju putih kembar, serem
Udah nonton filmnya dan lumayan seru dari segi pengambilan gambar dan cerita
ReplyDeleteRegards
Budy | Travelling Addict
www.travellingaddict.com
seru juga ya alur cerita film ini, kalau sempet mau nonton film ini juga deh :D Selalu suka sama film yang bergenre fantasi :)
ReplyDeletesalam Kak Ninda..
pengeeen liat
ReplyDelete